Banyak peniru yang gak orisinil, dan merusak rangkaian image yang sudah terbentuk. Hehehehe... just kiddin maan. Tapi begitulah, terkadang yang namanya manusia mudah terpikat dan tertarik untuk mengikuti suatu pola trend yang ehehe... memang luar biasa. Terutama dari beberapa `sumber arus' yang dahsyat. Hohoho...
Kenalkan, nama saya Ray. Umur saya 22 tahun, dan kuliah di sebuah universitas yang lumayan terkenal di surabaya. And so on.. and so on... saya akan berusaha mengenalkan siapa saya dengan cara yang semoga bisa membuat kalian lumayan `berdiri' hohohoho...
Aku mengenal yang namanya wanita sejak aku kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita... hehehe... dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni `susu' mereka, dan terkadang melenguh saat jari-jari mereka menggosok kemaluan mereka. Dan saat aku duduk di bangku kelas satu es-em-pe, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan penisku ke lantai sambil mengintip lipatan vagina pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol... tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai be-ha kakakku, melipat penisku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi. Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, trus di tarik begini... begitu... dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu vagina pembantuku saat mandi. Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela... setelah dia mandi dan masuk kamar. Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin... ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik.. banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi penisku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang vaginanya. Hkk... gggg... kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan penisku dan menarik- nariknya. Ahhh... kutarik nafas lega dan kuseka keringat dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan. Semenjak saat itu, aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku perlahan menjadi seorang maniak seks. lagipula itu julukan teman-teman yang mengenalku sekarang. hohoho... penjahat kelamin ? Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga es-em-pe. Perkenalanku dengan gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku (kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk... sakit memang, tapi toh ada manfaatnya... hehehe... Jadi, aku berkenalan dengannya. Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB.. hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu esemu dengannya, dan satu kelas pula... alamak!!! Betapa beruntungnya aku. Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan aku berhasil mencium bibirnya, eh... enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama.. hahaha... bergetar.. bergetar... Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan penisku ke guling, membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat kumasukkan penisku ke dalam vaginanya.. ahh... ahhh... ahh... kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papa, dan kuajak dia berputar-putar keliling kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan sopirku. Akhirnya aku mendapat `SIM-beli' setelah merengek-rengek setengah mampus di kaki papaku... dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa menikmati tubuh kekasihku.. daripada hanya bibirnya... lagipula penisku menuntut terus tiap waktu.. hoho. Jadi pertama kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan raya, eh... dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagussss... okeh. Beberapa hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam minggu. Kami berhenti di peristirahatan tol surabaya-gempol. Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang kurasakan, adikku berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan saja penisku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat memberi wanti-wanti, "Ray... jangan cerita-cerita okay?" Oh... tentu tidak dengan menggunakan namanya dan namaku yang aseli... hohoho... Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak, jadi akupun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya... mmhmmhmhm... enak sekali kurasakan saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam mobil... dan di manapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas dua. Saat itu aku mulai mengenal yang namanya pil `koplo', dan karena aku anak band, jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung... ah kurindukan saat-saat sakauw. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang melorot 23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu. Toh dia percaya. Dan suatu saat, ketika kami pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy's. Kami makan, dan kemudian seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih bersyukur saja karena kaca mobilku gelap... hehehe... jadi, kubuka baju dan behanya, menikmati puting-puting `susu'nya seperti biasa, sambil sesekali meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di `susu'- nya, dan ketika kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih saat kusentuh vaginanya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya aku melihat kemaluan seorang cewek di depan mataku, bentuknya indah sekali, berbeda dengan yang di film-film porno. Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku bertanya-tanya. "Aku tahu bagaimana membuatmu enak..." bisikku lirih sok tahu. Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang, dan kuletakkan telapak tanganku menutupi vaginanya. Enni mengerang-erang saat kugosok-gosok vaginanya dengan telapak tanganku... ahhh.. hahh... aahhhh... aku juga semakin bernafsu... persis seperti di film, pikirku saat itu... hanya saja, untuk menjilat aku belum berani... jijik... jadi kuteruskan saja menggosok-gosok kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat... hhh... ahh... khh... hhhh... Enni mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka, menarik-nariknya... aaahhhh... kurasakan tanganku sangat basah, pahanya bergerak-gerak membuka dan menutup. Akupun menghentikan tanganku sejenak... melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah. Eh... dia malah berkata, "Gantian. Aku ingin lihat punya kamu." Oh God... hahahaha... sure... dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama `burung'-ku yang tegang dan bergerak-gerak di depannya. "Duduk.." kataku sedikit memerintah. Kugamit jemarinya dan kuletakkan di batang penisku, Enni memegangnya tapi dia diam saja... salah... "Begini loh.." kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya, dan... dammit... it feels sooo good. Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang penisku dan menarik-nariknya... enak... ahhh... uhhh... Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok vaginanya... ahhh... hhh... uhhh... ahhh... kami mengerang dan mengeluh bersamaan... kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar... ahhh... mmmm... hhh... ahhh... enak sekali... kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya... dan akhirnya... spermaku keluar mengenai sandaran kursi... kami terdiam sejenak... melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami... "Iyakh.." kudengar ia berkata... dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang. Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yag sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami.. heuheuhe... Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra inggris). Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelpon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya. Enni menemuiku malam itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan... mungkin karena kenangan berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas vaginanya dari lapisan celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orang tuanya sedang berangkat menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut, menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku dalam celananya, memainkan vaginanya di jariku, membuat nafasnya memburu dan terengah-engah... ahhh... ahh... uh... ngggg.g... aku merasakan nafsuku mulai naik ke ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di batang penisku yang menegang hebat. Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis... aku bingung... lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya memanggilku mengikutinya... oh god... hhohoho... Kami bergulingan di tempat tidurnya yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap puting `susu'nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya meleati kepalanya... ahh.. uhh... argg... kurasakan kenikmatan penisku yang menekan-nekan vaginanya dari balik baju kami. Kubuang behanya entah kemana, kubuka bajuku, menempelkannya di `susu'nya.. merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu... kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut celana dalamnya, kupegangi dan kuraba vaginanya yang basah, pahanya bergerak-gerak menggesek-gesek penisku yang masih terbungkus, dan kubuka celanaku cepat-cepat... kurasakan paha telanjangnya menekan penisku, tangannya meraih batang penisku dan memainkannya dengan gerakan yang membuatku terengah-engah menahan nikmat... ahhh... ahh... ahh...hh... akhirnya kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan penisku di vaginanya... ahhh... gila... kenikmatan ini... ahhh... kudengar ia menyebut- nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan menggesek bibir-bibir vaginanya ke atas dan ke bawah... ahh.. ahh... kucium bibirnya dengan lebih bernafsu, kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merakana tekanan buah dadanya yang berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku... ke atas... ke bawah... ahhh.. ahh.. ke samping... ke depan... ahhahhhahh... ah.. ah.. hh... merasakan setiap kenikmatan gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping... ahk.. ahk... akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku melewati dan membasahi permukaan perutnya ... Ahhh.. hah... nafasku terengah-engah penuh kenikmatan... pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku... pantatnya menekan batang penisku kuat-kuat... ahhh... nikmatnya... baru kali ini kurasakan nikmatnya melakukan petting... Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu. "Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..." Aku mengangguk. Dan itulah kata terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene direstui orang tuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan melakukan petting. Namanya juga cinta pertama... Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah sangat jauh sekarang. Ahh.. Enni... selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya januari 2000, kami melakukan petting lagi di sebuah wisma di kota di mana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu... hohohoho... ah, kekasihku... cintaku... Tapi pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting... woah... what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu wanita.
Hampir dua kali seminggu aku melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat... hohoho... dan aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh... aku kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena ditinggal teman-temannya ke Station Discotique. Wagh... lagi- lagi aku beruntung, ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu... dan ternyata... si gadis itu masih PERAWAN!!! Oh God... mercy on me.. saat kulihat noda darah berceceran di kasurku... hohohoho... dalam keadaan `fly' mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta.. hahaha... dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam banteng, masih dalam keadaan bingung... jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya... hahaha... lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan.. hehehe... dan enak gila... jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggung jawab. Bajingan? okeh... terserah...
Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggung jawab. Hohohohoho... sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka...:P Caranya... hohoho... nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi ku postkan...
"Ah..the devil in me...how much I adore him..." -The Guru-
Oh... aku sudah mendaftar di ceritaseru.org. Untuk kalian yang ingin mengomentari, memaki, atau menuntut ilmu.. hehehe... kebetulan aku tertarik sekali pada situs ini, hitung-hitung bagi pengalaman... add-ku di :
ALL Credits to: Phenomenon@ceritaseru.org (dah ko’it neh website)
maaf buat gadis-gadis... mimpi buruk kalian ? sorri... gua ngga percaya karma... hohohoho...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar