Bloggroll

Sabtu, 14 Mei 2011

Kisah dibalik KKN

Lisa

Pendahuluan

Aku Andi 17 tahun kelas 2 SMU. Keluargaku adalah orang Cina miskin dari satu kota kecil di Jawa. Aku dan ciciku (kakak perempuan) tinggal dengan pamanku, sepupu papa, pengusaha sukses di kotanya. Kakakku setahun lebih tua dariku, namanya Lisa.
Kami ikut papa sejak kecil setelah orangtuaku bercerai. Kami jarang kontak dia lagi setelah dia kawin lagi dengan gadis pribumi 20 tahun dan pindah ke kota lain. Karena kasihan dan demi pendidikan yang lebih baik di kota besar, setahun lalu pamanku menawarkan untuk pindah ke tempatnya. Lagipula, putri tunggalnya Hani sejak SMP kelas 1 disekolahkan di Singapura sehingga dia hanya tinggal dengan tanteku.
Aku orang yang paling pesimis sedunia dan sejak kecil selalu jadi bahan tertawaan. Sekarang pun, aku sering disuruh-suruh dan dimaki-maki oleh pamanku dan istrinya, juga kakakku. Sementara kakakku dimanja oleh mereka, sering dibelikan baju bagus dan barang mahal lainnya terutama bibiku. Aku menyadari aku memang pantas disuruh-suruh dan direndahkan orang. Jadinya aku malah"menikmati" saja ketika dimarahi dan disuruh-suruh.
Bahkan urusan seks dan masturbasi pun aku tidak pernah mambayangkan diriku sendiri namun sedang menonton orang lain terutama kakakku yang berhubungan seks atau sekedar dipegang-pegang oleh cowok lain. Utamanya cowoknya adalah pribumi. Karena sering aku melihat ia diliatin dan digodain oleh cowok-cowok pribumi. Setiap pulang sekolah selalu melewati STM yang cowok semua dan pribumi.
Banyak yang lagi nongkrong dan selalu mengeluarkan celoteh-celoteh usil. Mungkin mereka jarang liat cewek. Ditambah kakakku memang cakep, kulitnya putih, tinggi sekitar 160-an, badannya langsing karena memang sering olahraga. Rambutnya yang dicat agak pirang membuat makin merangsang saja. Ditambah, baju seragam putih yang dipakai dari kain yang agak tipis sehingga kelihatan BH-nya (apalagi kalau lagi pakai bra warna gelap jadi makin mencolok) dan kelihatan besarnya tonjolan di balik baju tipisnya.
Iseng kulihat bra-nya di lemari baju, ukurannya 34c. Tidak heranlah setiap kali banyak omongan-omongan yang usil dan jorok. Aku sebenarnya ingin marah tapi karena takut jadinya diam saja. Kakakku sendiri diam saja tak pernah menanggapi. Untungnya mereka tidak pernah berbuat kurang ajar kecuali komentar-komentar joroknya saja. Bahkan ada salah satu yang menirukan desahan cewek ketika disetubuhi. Membuatku membayangkan kalau kakakku benar-benar disetubuhi oleh dia dan mengeluarkan suara seperti itu! Di angkot juga selalu ada cowok iseng yang memperhatikan dia, mulai dari mukanya, lehernya yang putih akhirnya menatap dadanya atau ke paha. Walau takut dan kesal, anehnya tiap kali masturbasi selalu membayangkan kakakku menikmati disetubuhi dan diperawani oleh mereka.
Pengalamanku tidak cuma di sekolah saja. Ketika jalan ke mall atau ke manapun malah lebih parah karena kesukaannya memakai baju yang terbuka atau ketat. Kausnya yang ketat membuat payudaranya tampak indah dan makin menonjol. Apalagi kalau belahan dadanya agak rendah membuat payudaranya yang putih sedikit kelihatan. Ketika berenang atau fitness malah lebih parah lagi. Sebenarnya aku tidak suka dengan keadaan ini tapi juga"suka". Diam-diam, anuku jadi menegang kalau ada tatapan atau komentar kurang ajar. Aku takut, tegang, dan juga terangsang.

Voyeurism

Suatu saat aku tergoda untuk melihatnya telanjang karena ada kesempatan untuk itu. Antara kamarku dan kamarnya ada taman kecil yang sudah tak dipakai. Pintunya hanya dari kamarku, yang di kamar dia sudah dimatikan. Dengan tangga aku bisa melihat ke dalam dari jendela atas kamarnya dan kamar mandinya. Dalam beberapa kesempatan aku sempat melihatnya telanjang bulat.
Kecantikannya ditambah dengan kemolekan tubuhnya memang betul-betul luar biasa indah! Payudaranya padat berisi, ukurannya cukup besar, kencang, dan berdiri tegak. Tidak turun seperti pada film-film bokep. Kedua putingnya berwarna kemerahan berdiri dengan tegaknya dan agak panjang menonjol. Rambut kemaluan di sekitar vaginanya tidak terlalu lebat namun sangat indah. Kulitnya yang putih mulus membuatnya makin menarik. Putingnya yang kemerahan dan rambut kemaluannya yang hitam amat kontras dengan kulitnya yang putih. Beberapa kali aku melihatnya telanjang atau setengah telanjang baik ketika mandi maupun di dalam kamar.
Setelah aku melihatnya telanjang bulat, kebiasaanku bermasturbasi jadi makin menjadi-jadi. Karena aku makin jelas membayangkan bagian-bagian tubuh tertentu dari kakakku digerayangi dan dinikmati oleh para cowok tersebut. Komentar-komentar usil yang pernah kudengar ditambah dengan pengetahuanku tentang tubuhnya membuatku makin nikmat bermasturbasi. Bayangan cowok yang hitam menindihi tubuh cewek yang putih mulus dan memainkannya. Seorang cewek yang muda, cakep, tampangnya polos dan innocent, putih, sexy, high class, dadanya berisi dan masih perawan namun menyerahkan keperawanannya dengan sukarela dan menikmati apapun yang dilakukan oleh cowok yang statusnya lebih rendah darinya. Membuatku benar-benar nikmat dalam bermasturbasi. Kadang aku menyesal setelah melakukannya tapi selalu mengulangi lagi. Mungkin aku sudah GILA!
Lalu apakah kakakku memang masih perawan? Menurutku sih dia masih perawan. Dia tidak pernah pergi dengan cowok mana pun. Paman dan tanteku melarang kakakku sembarangan pergi dengan teman-temannya terutama cowok. Kemana-mana selalu aku disuruh menemaninya. Namun anehnya beberapa kali mereka mengajak kakakku dan juga aku ke pub atau night club dan mereka pula yang mengenalkan kami ke minuman keras. Menurut mereka, daripada pergi dengan teman mending pergi dengan orang tua jadi ada yang menjaga. Pamanku dan istrinya memang doyan minuman keras dan sering ke pub-pub. Disana kami juga dikenalkan kepada beberapa rekan-rekan bisnis pamanku.

Pak Joko

Orang yang paling penting diantara semuanya adalah Pak Joko karena dia pejabat pemerintah yang memegang peran kunci dalam hal perijinan bisnis pamanku. Dia adalah orang Jawa, umurnya 40-an. Makanya pamanku dan bibiku sangat hormat kepadanya. Sering mereka menjamu Pak Joko dan mengundang Pak Joko datang ke rumahnya. Aku tidak begitu suka dengannya dan kelihatannya juga dia tidak terlalu suka denganku dan menganggap kehadiranku.
Tapi dia baik sekali dengan kakakku, malah sepertinya dia punya mau terhadap kakakku. Kakakku memang pandai berdandan dan berpakaian untuk membuat dirinya menarik perhatian cowok serta pintar mengambil hati orang. Apalagi kalau gaun yang dipakainya dengan belahan dada agak rendah membuatnya nampak sexy. Sementara kakakku malah enjoy berbicara dengan Pak Joko bahkan sampai sering bercandaan. Membuatku jadi makin rendah diri. Sekarang dikala masturbasi aku jadi sering membayangkan Pak Joko, bandot tua hitam jelek menikmati tubuh mulus kakakku. Apalagi setelah beberapa kali ia datang malam-malam, kakakku mengenakan daster tipis agak menerawang. Mata Pak Joko bersinar-sinar melihat tubuh sexy yang dibalut kain tipis itu.

"The show must go on"

Suatu malam mereka ke pub tapi aku disuruh menunggu pengiriman barang di rumah. Sekitar jam 9.30 pamanku telpon bilang aku boleh tidur dulu karena mereka pulang agak malam. Saat tiba kakakku agak mabuk. Sebelumnya lebih parah lagi ngoceh-ngoceh tak karuan, kata bibiku. Bibiku membawanya masuk ke dalam kamar. Sementara pamanku marah besar kepadaku, menurutnya barangnya tidak lengkap. Oleh bibiku aku disuruh masuk ke kamarku. Dengan sangat ketakutan aku masuk ke kamar dan kukunci pintu kamar.
Tak lama kemudian kudengar bibiku masuk ke kamar kakakku. Karena penasaran aku mengintip dari jendela. Kakakku baru selesai mandi sedang berbaring di tempat tidur dengan memakai kaos atasan saja yang panjangnya sampai ke pahanya. Kakakku sudah tidak mabuk hanya agak lemas saja. Kemudian bibiku memberikan segelas air dan satu tablet kecil. Setelah kakakku tidur ia keluar.
Beberapa saat kemudian, pintu kembali terbuka. Ternyata adalah Pak Joko! Ia kelihatan habis mandi, memakai celana pendek dan baju kaos. Kok tadi aku tak melihatnya? Dengan tegang kuperhatikan apa yang dilakukannya. Ia menuju ke tempat tidur kakakku. Kakakku tidur telentang, kakinya agak terbuka terlihat pahanya yang mulus. Dadanya turun naik. Pak Joko duduk di pinggir ranjang. Tangannya mengulur memegang pipi kakakku. Tiba-tiba kakakku terbangun. Sesaat Pak Joko kelihatan terkejut, tapi sambil menarik kembali tangannya ia lalu berkata,
"Kamu sudah baikan Lisa? Saya ingin melihat keadaan kamu."
"Sudah mendingan Oom, hanya masih lemas saja."
"Sini deh Oom pijitin supaya lekas sembuh."
"Nggak usah deh Oom. Masa kok oom mijat saya," kata kakakku sambil ia duduk di tengah ranjang.
"Nggak apa-apa kok. Lagian Oom tidak keberatan kok," kata Pak Joko sambil tangannya langsung meraih tengkuk kakakku dan mulai memijat-mijat dan meraba-rabanya.
"Aduuh geli Oom. Jangan ah," kakakku meronta kecil dan memendekkan tengkuknya.
"Ssst. Jangan berteriak gitu, nanti kasihan pada bangun semua. Tenang saja kamu," kata Pak Joko sambil tangan yang satunya memegang lengan kakakku.
"Nah gitu, kamu diam saja. Nikmati saja," kata Pak Joko sambil kedua tangannya meraba-raba tengkuk dan lengan kakakku. Membuat kakakku terlena dan memejamkan matanya.
Berdekatan dengan Lisa begitu dekat, langsung membuat Pak Joko terangsang. Aroma tubuh Lisa yang harum membuatnya mabuk kepayang. Kedua, dalam jarak begitu dekat, baju tidur yang agak transparan membuatnya mampu melihat dengan jelas kemulusan dan bentuk tubuh yang begitu menggairahkan. Di balik dasternya, branya berwarna biru tua nampak jelas membuatnya makin menggairahkan. Juga pahanya yang putih dalam jarak begitu dekat. Tiba-tiba Pak Joko langsung mencium bibir Lisa yang sedang memejamkan mata.
"Ooh kamu cantik sekali Lisa, mmmhhh"
Bibir Pak Joko langsung membekap bibir Lisa dan melumatnya. Sesaat aku berdetak, lalu apa yang akan dilakukan kakakku pikirku. Ternyata Lisa tidak memberontak, malah ia menikmati ciuman Pak Joko. Kedua tangannya kemudian meraih memeluk Pak Joko.
"Mmmh ahhh."
Bibir ketemu bibir, lidah ketemu lidah. Dengan penuh nafsu Pak Joko sambil tetap menciumi Lisa, tangannya mulai meraba-raba tubuh Lisa. Punggung... Lengan... Lalu satu tangannya meraba-raba paha. Tangan itu masuk di bawah baju, meraba-raba, bergerak naik ke atas. Lisa mengerang perlahan. Pak Joko membaringkan Lisa, setengah menindih sambil terus menciumi seluruh muka... Leher... Dengan penuh nafsu. Tangan kanannya merayap naik di balik daster Lisa, meraba-raba daerah paha lalu naik ke sekitar perut.
Pak Joko mengangkat kepalanya. Menatap dan mengagumi tubuh Lisa yang sebentar lagi akan dinikmatinya. Tangan kirinya membelai-belai rambut, pipi, leher, dan turun ke dada! Bersamaan dengan tangan kirinya menyentuh dadanya, tangan kanan bergerilya di balik daster ke arah payudara kanan Lisa. Sambil kedua tangannya meraba-raba payudara Lisa, daster Lisa tersingkap terlihatlah pahanya yang putih mulus dan celana dalamnya. Kaki kanan Pak Joko bergerak naik meraba-raba paha Lisa dan daerah cd nya. Lisa mengerang-erang merasa kegelian karena bulu kaki Pak Joko menyentuh bagian sensitifnya.
Sesaat kemudian, Pak Joko melepas daster Lisa dan membuka baju dan celananya sendiri, sambil menikmati indahnya tubuh Lisa yang terduduk hanya memakai bra dan cd saja. Tapi ia belum puas dengan itu karena sesaat kemudian ia segera melepas branya dengan membuka kaitannya di belakang, lalu direngkuhnya bra itu. Nampak sepasang payudaranya yang indah berayun dengan bebasnya menantang untuk dinikmati. Kedua putingnya agak panjang kemerahan begitu sensitif akan sentuhan. Sambil pandangan terus tertuju pada payudara Lisa, Pak Joko melepas cdnya sendiri dan kemudian cd Lisa.
Kini seluruh tubuh Lisa tak tertutup selembar benang pun. Tampaklah bulu kemaluan Lisa yang nampak kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Sementara penis Pak Joko yang hitam dan besar itu terlihat sudah menegang dengan gagahnya. Segera kedua tangannya bereaksi meraih kedua payudaranya. Mengelus-elus, meraba-raba, dan meremas-remasnya dengan lembut. Lisa mendesah-desah kenikmatan. Pak Joko jadi makin nafsu, ia langsung mencium bibir Lisa sambil kedua tangannya masih terus meraba-raba payudaranya. Kedua tangannya beraksi di sekitar kedua puncak gunung Lisa. Memencet-mencet dan menggerak-gerakkannya akibatnya kedua payudara bergerak-gerak akibat perbuatannya. Kedua putingnya menjadi mengeras tanda bahwa Lisa juga ikut terangsang.
"Oohh ahhh ahhh ahhh"
Pak Joko membaringkan Lisa dengan kedua tangan mendorong dadanya. Lalu ia membuka kedua kaki Lisa, menatap bagian yang paling rahasia itu. Jari-jarinya dimainkan di sekitar vaginanya, membuat Lisa mendesah-desah makin terangsang. Pak Joko demikian ahli memainkan jarinya sampai vaginanya menjadi basah. Setelah puas dengan apa yang diperbuatnya, dengan setengah menindih, ia menciumi leher Lisa yang sebagian rambutnya yang sebahu menempel disana. Dengan ganas, Pak Joko menciumi dan mengecupi leher Lisa kiri kanan. Tangannya meraba-raba ke dada dan daerah vagina.
Lisa nampak mengerang-erang kenikmatan. Lalu ciuman Pak Joko mulai beralih turun ke bawah, sampai menciumi kedua payudaranya. Mula-mula ia mengecupi bagian pangkalnya yang putih itu, lalu perlahan naik makin ke atas. Sampai ia mengemut dan menjilati kedua puting Lisa yang berwarna kemerahan segar itu, ujung lidahnya menggerak-gerakkan kedua putingnya bergantian. Digigit-gigitnya dengan lembut putingnya yang sangat sensitif itu. Lisa makin mendesah-desah. Ia nampak kegelian kenikmatan. Selama ini Lisa banyak pasifnya namun ia juga tidak melawan bahkan menikmati apa yang dilakukan Pak Joko terhadapnya.
Kemudian ia mendekatkan penisnya ke dada Lisa dan menjepit penisnya yang ujungnya disunat itu diantara kedua payudaranya sampai penisnya terbenam di antara kedua payudara Lisa. Penisnya yang hitam nampak kontras dengan kedua payudara yang menjepitnya itu. Kali ini giliran Pak Joko yang merasakan kenikmatan. Lalu kepala penisnya disentuhkan dan digerak-gerakkan ke puting Lisa. Nampak keduanya terangsang dengan aksi itu. Lalu Pak Joko meraih tangan Lisa dan mendekatkannya ke penisnya. Ternyata Lisa cukup cekatan juga. Tangannya segera meraba-raba, dan mengocok-ngocok penisnya yang membuat Pak Joko bereaksi dengan hebat.
Tak lama kemudian, Pak Joko melepaskan tangan Lisa, dan membuka kedua kaki Lisa lebar-lebar sehingga nampaklah vaginanya dengan jelas. Rupanya ia sudah tidak sabar lagi mendapatkan hadiah utamanya yaitu menikmati keperawanan Lisa. Ia mendekatkan penisnya ke vagina yang sudah kuyup dan dalam posisi siap itu. Ia dalam posisi duduk, sementara Lisa dalam posisi pasrah telentang. Pak Joko segera memajukan badannya memasukkan penisnya ke dalam vagina Lisa.
"Oooh... Ahhh", teriak Lisa, ketika kepala penis itu akhirnya menembus vaginanya sebelum akhirnya semuanya masuk ke dalam. Segera kemudian Pak Joko memaju mundurkan tubuhnya, penisnya yang hitam masuk keluar ke vagina Lisa.
"Oooh oohh ahhh ahhh ahhh"
Akhirnya malam itu pak Joko berhasil merenggut keperawanan Lisa. Nampak darah keperawanannya membasahi seprei. Sambil memegang kedua tangan Lisa, dengan semakin cepat Pak Joko memainkan penisnya di dalam vaginanya. Akibatnya, tubuh Lisa bergetar hebat sampai-sampai kedua payudara Lisa bergerak-gerak berputar putar. Pak Joko nampak puas sekali bisa melakukan itu. Sementara Lisa merasakan kenikmatan luar biasa sambil mendesah-desah.
Lalu Pak Joko mengeluarkan penisnya. Ia berganti posisi. Ia menyuruh Lisa menungging, lalu dari belakang kembali ia menyodok vagina Lisa dalam posisi doggy style, sambil kedua tangannya menepuk-nepuk, meremas-remas payudara dan memainkan kedua putingnya. Setelah menikmati beberapa saat, kembali ia menidurkan Lisa. Lalu sambil tubuhnya menindih Lisa, ia kembali menyetubuhi Lisa yang beberapa saat lalu masih perawan itu. Nampak pemandangan yang kontras, badan Pak Joko yang hitam seperti aspal menindih Lisa yang putih mulus bagaikan kapas.
Kembali ia memasukkan penisnya ke dalam vagina Lisa. Sambil menciumi seluruh muka dan leher Lisa, ia kembali mengocok penisnya. Sampai akhirnya tiba-tiba tubuh Lisa menggelinjang kenikmatan dan kedua tangannya mencengkeram rambut Pak Joko, sampai akhirnya Lisa berteriak-teriak dengan suara tinggi (inikah yang tanda orgasme pada wanita?). Beberapa saat kemudian Pak Joko meneruskan ciumannya ke payudara Lisa. Bergantian ia menciumi kedua payudara dan menyedot-nyedot kedua putingnya, sambil terus penisnya dimainkan di dalam vagina Lisa. Dan tak lama kemudian giliran Pak Joko yang mengalami ejakulasi. Setelah ejakulasi, Pak Joko masih terus mengocok penisnya sampai beberapa saat, sebelum akhirnya ia menghentikan aksinya. Lalu ia terengah-engah berbaring telentang di samping Lisa.
Sampai disini aku tersadar dan menyudahi "pengintipan"ku karena ternyata aku sendiri juga mengalami ejakulasi entah karena apa. Apakah tegang, atau marah, atau tak berdaya, ataukah heran, atau semuanya campur jadi satu? Setelah itu aku jadi tidak berminat lagi melihat apa yang terjadi seterusnya. Malah kini aku berpikir keras. Apa yang terjadi pada diriku? Apa yang telah kulakukan? Apa yang harus kulakukan? Sudah benar-benar gilakah aku? Haruskah aku senang? Atau sedih? Atau marah? Atau malu? Atau semuanya? Kenapa aku tidak bisa berpikir normal? Ataukah semua orang juga tidak normal? Lalu kenapa kok semua orang seperti mendukungku bersikap tidak normal? Juga kakakku sendiri? Kejadian ini membuatku shock dan linglung beberapa saat...

Iblis betina itu...

Keesokan harinya aku menguping pembicaraan antara tanteku dan Pak Joko.
"Wah, Pak Joko pagi ini segar sekali. Bagaimana kemarin, seru dong?"
"Wah, hebat. Dia benar-benar mantap deh. Obat ibu benar-benar manjur. Dia sangat bergairah sekali semalam. Semalam kita maen dua ronde. Pertama dia masih canggung maklumlah masih perawan. Tapi kedua sudah mulai 'in', apalagi saya ajari dia cara-cara baru."
"Syukurlah. Kemarin kita sempat panik waktu dia mabuk. Yah, yang penting tujuan akhir terlaksana khan. Yang penting Bapak puas."
"Heh heh heh, wah saya puas sekali. Sebenarnya dari sejak ketemu, saya sudah suka karena dia sesuai dengan kesukaan saya. Orangnya cantik, putih, sexy, dan yang paling saya suka face-nya itu yang innocent dan juga masih perawan."
"Jadi proyek pasti goal ya Pak? Bapak khan mintanya amoy anak sekolahan yang cantik dan masih perawan. Susah dapatnya yang seperti dia lho pak, tapi kita bisa sediain buat Bapak. Dan yang lebih penting, kalau Bapak suka, dia akan selalu siap melayani Bapak karena dia menurut kepada kami. Juga, nanti setelah pengumuman pemenang, bagian Bapak akan kita berikan sesuai perjanjian"
"Oh, itu beres Bu. Masa saya lupa kebaikan Bapak dan Ibu, masa sih saya orang yang tidak tahu budi... Dst, dst
Bangsaaat!!! Iblis betina itu! Ternyata sejak awal adalah ide bibiku untuk mengajak kakakku dan aku (hanya sebagai kamuflase) tinggal bersama mereka dan menyekolahkan kami supaya kami tergantung kepada mereka. Dari awal memang dia berencana untuk menjual kakakku kepada Pak Joko. Karena Pak Joko sangat gila wanita sementara kakakku masih muda dan cantik serta dari keluarga tidak mampu; sementara kami tidak dekat dengan famili yang lain. Karena itu dari awal mereka mengontrol pergaulan kakakku.
Dia tidak cuma bermaksud menjual keperawanan kakakku saja, tapi lebih jauh lagi supaya menjadi gundik Pak Joko. Pak Joko kelihatan tergila-gila kepadanya dan dengan tahu ia masih keponakan sendiri, Pak Joko lebih merasa tidak enak untuk berkata tidak kepada mereka. Ini sesuai dengan kepentingan jangka panjang mereka. Di sisi lain, kakakku mudah dikuasai karena keponakan sendiri dan bergantung mereka. Untuk itu kakakku "dimanjakan" dengan dibelikan barang-barang mahal, supaya terlena dan terbiasa hidup mewah sehingga tergantung kepada mereka. Putrinya sendiri, Hani, disekolahkan di luar negeri memang sengaja dijauhkan dari hal-hal busuk seperti ini. Pamanku, walaupun masih ada hubungan darah, namun lebih cinta uang dibandingkan saudara.
Malam itu mereka berencana membawa kakakku ke hotel bintang lima untuk dijebak dengan Pak Joko. Pengiriman barang adalah rekayasa agar ada alasan supaya aku tidak ikut. Namun karena kakakku mabuk teler (mungkin ini pengaruh obat perangsang yang diberikan dalam minuman?), jadinya mereka takut menimbulkan kecurigaan pihak hotel. Akhirnya diputuskan untuk dilakukan di rumah, karena Pak Joko sendiri sudah ngebet. Pamanku memarahiku bukan karena barangnya kurang namun ia takut kalau-kalau aku bisa menggagalkan rencananya. Karena takut reaksinya sudah berkurang, bibiku memberikan obat perangsang lagi kepada kakakku.
Setelah semuanya terjadi, kakakku mau tidak mau harus menuruti skenario mereka. Ia tidak bisa menolak selama masih tergantung. Kalau kabur dari rumah, mau lari kemana dia? Bisa jadi nasibnya nanti malah lebih buruk lagi. Jelek-jelek sekarang dia keponakan orang kaya yang hidup dalam kemewahan. Yang tahu sisi kelamnya hanya orang sendiri saja yang semuanya berkepentingan untuk tidak menyebarkan keluar. Benar-benar terkutuk semuanya!!! Memanfaatkan orang demi keuntungan sendiri.
Dan aku, si orang tanpa guna, adalah pelengkap penderita. Walaupun aku juga ada kesalahan namun aku tidak terima kakakku diperalat dan dipermainkan orang begitu. Satu kelebihanku, yaitu mereka tidak tahu bahwa aku adalah saksi mata dari semua peristiwa, kalau aku tahu semua rencana busuk mereka. Suatu saat nanti aku, si orang tanpa guna, akan menyaksikan mereka semua menderita akibat perbuatan busuk mereka ini. Ronny (pamanku), Tina (tanteku), dan Joko adalah tiga orang yang akan kuingat seumur hidupku.
Aku akan membalas kalian semua! Aku harus membalas kalian semua!

Ratu iblis betina...

Tiga minggu sesudahnya...
Saat ini aku sedang merenung mencerna apa yang ada di benak kakakku Lisa setelah ia kehilangan keperawanannya di tangan bandot tua Pak Joko. Aku merasa bersalah juga karena aku membayangkan sesuatu yang jelek dan akhirnya kejadian betulan. Juga, aku tak berusaha mencegah peristiwa itu terjadi malah aku menonton sampai akhirnya mendapat kepuasan juga. Tapi, salahkah aku dalam hal ini?
Ketika itu bukannya aku tidak mau mencegah namun aku sama sekali TIDAK TERPIKIR untuk melakukannya dan aku terpana akan apa yang kulihat. Seolah jarum waktu berhenti berdetak ketika itu dan aku terjebak di dalam kebekuan waktu. Sampai setelah semuanya terjadi baru aku menyadarinya.
Namun ada hal aneh pada diri kakakku. Ada yang tidak sesuai. Setelah peristiwa itu kakakku masih tetap bersikap manis kepada Pak Joko bahkan beberapa kali ia tidak menolak meladeni dia lagi. Memang, paman dan terutama bibiku pasti berusaha keras dan memaksa dia untuk melayaninya dengan sebaik mungkin. Namun aku bisa melihat bahwa ia melakukan itu bukan terpaksa melainkan sungguh-sungguh! Anehnya, walau kakakku mencoba melawan dan mengeluh pada tanteku, namun di dalam kamar ia selalu benar-benar melakukan dengan sungguh-sungguh.
Oooh... Kini aku mengerti semuanya. Kakakku bukanlah korban yang terjerumus tetapi ia juga AKTRIS utama dari semua ini. Sesuatu yang menurutku merupakan aib, baginya adalah sebuah berkah. Dari sejak awal memang dia menginginkan semua ini! Demi keuntungan material bagi dirinya, ia rela menyerahkan tubuhnya kepada seorang pembeli yang tepat. Namun dia tidak perlu terburu-buru ataupun menunjukkan inisiatif kesana. Karena dia tahu hal itu pasti akan terjadi. Cepat atau lambat pamannya akan mengorbankan dia kepada pejabat penting demi kepentingan bisnis. Bagaikan pemain catur ulung, ia sudah tahu beberapa langkah ke depan yang akan dilakukan oleh lawannya.
Ketika itu bukannya obat perangsangnya" terlalu kuat", tapi tanpa itu pun sebenarnya sudah jalan. Ia membiarkan dirinya seolah masuk dalam jebakan. Dari sejak kecil memang ia matre dan sangat membenci kehidupan melarat di kota kecil. Sementara itu ia mengelabui bibiku dengan menunjukkan bahwa sepertinya ia tak tahan. Ia tidak mau mereka melihatnya" terlalu bersemangat" yang akibatnya membuat mereka curiga. Ia membiarkan bibiku mengira ia melakukan ini semua karena terpaksa dan sesuai dengan skenario sang bibi. Namun aku yakin, pada saat yang tepat nanti ia akan memberontak dan jadi pemenang dari permainan ini semua. Bibi dan pamanku terlalu underestimate kakakku. Kalau bibiku adalah iblis betina, kakakku adalah ratu iblis betina-dengan penampilan bidadari.
Namun apa pun itu, semuanya tak bisa lepas dari observasi tersembunyiku.

Si Manusia Tanpa Guna

Setelah aku mengetahui semuanya, aku jadi muak dengan kakakku. Kini aku tidak mempunyai siapa-siapa. Semua orang punya maksud dan tujuan sendiri dan saling memanfaatkan yang lain. Ketika peristiwa itu, sepertinya memang lebih baik kubiarkan saja. Kalau kucegah malah akan merusak skenario ketiga belah pihak, paman-bibiku, Pak Joko, dan kakakku sendiri. Lalu kini setelah mengetahui semuanya, untuk apa aku membela kakakku atau membalas mereka?
Bukankah ini sejalan dengan kemauan mereka semua?
Aku jadi makin terpuruk. Memang aku ditakdirkan menjadi si manusia tanpa guna. Tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali menerima nasibku sebagai seorang pesuruh dan mengikuti apa yang mereka mau. Dengan begitu mungkin aku menjadi sedikit ada guna. Sigh...
Apabila teringat janjiku untuk membalas perbuatan mereka seolah-olah mereka semua sedang mentertawakan kebodohanku. Jangankan untuk membalas, menolong diriku saja tidak sanggup. Kubayangkan kakakku sedang memamerkan mobil barunya (yang baru diberikan pamanku sebagai" hadiah lulus SMU"). Pamanku duduk di gelimangan uang emas dan tanteku berkalung mutiara berlian sedang tersenyum sinis kepadaku. Pak Joko sedang memeluk kakakku sambil meraba-raba dadanya yang telanjang tertawa terkekeh melihatku kebingungan.
Seolah ia berkata," Lihat betapa kakakmu menikmatinya. Lalu apa yang mau kamu lakukan?"
Kalau sudah begini, jangan salahkan kalau akhirnya aku balik lagi memainkan peranku sendiri yaitu ke hobi awalku mengintip kakakku yang dengan semangatnya melayani semua kemauan Pak Joko sambil masturbasi.

Sepuluh bulan kemudian...

Bisa ditebak bahwa pemenang tender proyek itu dan juga berikut-berikutnya adalah perusahaan pamanku. Tak lama sesudah itu, pamanku membeli rumah sebelah dan menyambungnya. Mereka berdua tinggal di rumah yang baru sementara aku dan kakakku tetap tinggal di tempat yang lama, memberikan keleluasaan bagi Pak Joko untuk memuaskan hasratnya. Boleh dikata kini kakakku sudah resmi" diangkat" jadi peliharaan Pak Joko. Makin sering saja Pak Joko datang ke rumah dan kakakku sekarang memanggilnya "Mas" bahkan aku juga harus memanggil "Mas" kepadanya sebagai" suami" dari kakakku. Yah apa boleh buat, karena aku juga dapat makan dari dia.
Kini hubungan mereka jadi makin liar dan menggairahkan. Terutama kakakku yang kini makin pandai memuaskan" suaminya" di tempat tidur. Sekarang mereka tidak malu-malu lagi menunjukkan keintiman mereka di depanku. Kini kakakku suka tidak memakai bra apabila ada Mas Joko. Mereka bebas berciuman di depanku. Kadang Mas Joko suka meraba-raba payudara kakakku atau tangannya masuk ke dalam roknya atau yang lain di depanku. Sepertinya ia ingin memamerkan kepadaku bahwa kakakku adalah mainannya. Juga sekarang mereka dengan enaknya menyuruhku menyiapkan makanan buat mereka sehabis mereka bercinta.
Ketika aku disuruh masuk ke kamarnya, mereka berdua sedang berpelukan telanjang di dalam selimut. Mas Joko dengan enaknya menyuruhku mencuci bajunya atau menyemir sepatunya. Apabila ada yang tidak beres sedikit, ia memaki-makiku. Kini aku benar-benar menjadi kacung yang sebenar-benarnya. Sebagai satu-satunya hiburan, aku makin sering melakukan masturbasi sambil mengintip mereka. Apalagi hanya itulah saat dimana aku tidak harus melayani mereka.
Suatu hari Mas Joko datang ke rumah dan kakakku juga baru datang. Kakakku memakai baju lengan panjang warna gelap dan celana panjang. Walaupun memakai baju lengan panjang warna gelap, tetap saja kelihatan sexy. Dadanya kelihatan menonjol. Tak lama kemudian mereka berdua masuk ke kamar. Timbul niatanku untuk mengintip apa yang mereka lakukan kali ini. Mula-mula mereka ngobrol saja sambil bercanda. Tak lama kemudian mereka berciuman, lalu saling membuka baju masing-masing sampai akhirnya keduanya telanjang bulat. Tubuh kakakku masih tetap indah saja walaupun telah sering dimainin oleh Mas Joko.
Keduanya makin seru berciuman, lalu Ci Lisa mendorong tubuh Mas Joko ke ranjangnya. Ci Lisa berada di atas, mereka berciuman sambil tubuhnya menempel. Dada Ci Lisa menempel ke dada Mas Joko. Lalu Ci Lisa menciumi leher Mas Joko dan turun ke bawah ke dadanya, memainkan lidahnya di putingnya, dan tangannya mengelus-elus 'jago' nya Mas Joko sambil menempelkan dadanya di bagian perut Mas Joko. Sementara Mas Joko membelai belai punggung Ci Lisa yang putih dan sesekali membelai rambut sebahunya yang dicat agak kecoklatan itu.
Mas Joko mengerang-erang kenikmatan karena 'jago'nya dielus tangan halus Ci Lisa dan merasakan dadanya yang empuk menempel ke perutnya yang agak buncit. Lalu Ci Lisa meneruskan kecupan-kecupannya dan jilatannya ke sekujur tubuh Mas Joko. Mulai dari leher, dada, perut, bawah perut, paha, tangan, bahkan kesepuluh jari-jarinya juga diemut satu-satu sementara matanya menatap mata Mas Joko! Sementara Mas Joko juga tidak tinggal diam, kedua tangannya membelai-belai tubuh putih mulus Ci Lisa terutam bagian dada, paha, pantat, dan sekitar vaginanya. Namun bagian yang sering dijamah adalah dada dan vaginanya.
Rupanya Mas Joko menggemari bagian dada terutama puting Ci Lisa. Ia sering menjilati, menyedot-nyedotnya atau memainkannya dengan jarinya. Lalu sekarang Ci Lisa beralih ke kaki. Mulai dari paha di dekat penis Mas Joko, turun ke bawah sampai pergelangan kaki. Rupanya mereka sedang main mandi kucing. Akhirnya tinggal satu bagian tubuh itu yang belum dijamah lidah Ci Lisa yang kini akan dilakukannya! Ci Lisa menjilat seluruh bagian penis Mas Joko mulai dari pelirnya sampai ke ujung atas. Diulangi lagi. Sekali lagi, kali ini jilatannya berputar ke bagian depan penisnya.
Kemudian ditempelkan penisnya ke pipinya, hidung, pipi satunya lagi sebelum ujung lidahnya menyentuh ujung penisnya kemudian lidahnya dimainkan di ujung penisnya, lalu berputar turun ke bawah sampai ke bagian pangkal kepalanya. Kemudian Ci Lisa melakukan deep throat seperti di film bokep, menyeruput dan mengemut penis coklat hitamnya Mas Joko masuk ke dalam mulut Ci Lisa sampai mentok! Ia melakukan itu beberapa lama sambil dadanya ditempelkan ke kaki Mas Joko. Kudengar suara mulut Ci Lisa ketika mengemutnya. Bagian putingnya menempel di persis di bawah lutut Mas Joko. Kedua tangan Mas Joko memegang kepala Ci Lisa ikut menggerakkan kepalanya mengemut penisnya. Ia benar-benar menunjukkan kemachoannya di atas ranjang. Mas Joko sepertinya benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa. Tapi hebat juga dia, walaupun sudah diemut oleh Ci Lisa begitu masih belum keluar juga.
Beberapa saat kemudian Ci Lisa menghentikan aksinya lalu giliran Mas Joko yang beraksi. Ci Lisa berbaring telentang, kedua kakinya dibentang lebar-lebar oleh Mas Joko sampai aku juga bisa melihat klitorisnya. Mas Joko menindih tubuh Ci Lisa menciuminya di bagian bibir, kemudian leher. Lalu tanpa basa basi Mas Joko langsung memberikan kejutan dengan menyeruput bagian vagina Ci Lisa. Dari sekitar daerah vagina sampai ke klitorisnya. Lidahnya memainkan klitorisnya, bahkan masuk ke dalam liang vaginanya dengan bantuan kedua tangannya.
Tentu saja Ci Lisa mengerang-erang dan mendesah-desah. Sampai beberapa saat setelah puas, Mas Joko menghentikan aksinya, namun vagina Ci Lisa menjadi basah kuyup! Kemudian Mas Joko bergerilya di atas. Tangan kiri memainkan puting kirinya, mulutnya menikmati puting kanannya, dan tangan kanannya menjamah vaginanya. Sementara tangan kanan Ci Lisa kembali mengelus 'jago' Mas Joko. Sempat beberapa saat mereka saling memuaskan begitu. Lalu Mas Joko kembali menyedot-nyedot dan memainkan lidahnya di bagian vagina Ci Lisa. Tak lama setelah itu Mas Joko memasukkan penisnya ke vagina Ci Lisa yang sudah kuyup itu. Tak ayal lagi, hanya beberapa saat ia memompa, Ci Lisa mengalami orgasmenya yang pertama.
Setelah beberapa saat menikmati cengkeraman vagina Ci Lisa, Mas Joko menarik penisnya yang kini jadi basah, lalu memainkannya di sekitar payudara Ci Lisa, menjepitnya. Lalu Ci Lisa mendorong Mas Joko sampai telentang. Penisnya berdiri tegak. Lalu ia menggerak-gerakkan kedua payudaranya ke penis Mas Joko. Menyentuhkan putingnya sendiri ke ujung penis Mas Joko dan terkahir menjepitnya dan menggesek-gesekkan diantaranya. Lalu Mas Joko giliran mendorong Ci Lisa sampai telentang. Ia jongkok di wajah Ci Lisa, penisnya didekatkan ke mulut Ci Lisa, kembali Ci Lisa menjilat sekujur penisnya dari buah pelirnya sampai ujung penisnya.
Lalu Mas Joko memasukkan penisnya ke dalam mulut Ci Lisa, memaju mundurkannya sambil kedua kakinya ditekuk dan menjepit kepala Ci Lisa. Namun Mas Joko masih belum keluar juga. Setelah itu, Mas Joko berdiri di atas ranjang dan Ci Lisa kembali melakukan deep throat dalam posisi berlutut sementara dadanya ditempelkan di kaki Mas Joko sambil sesekali lidahnya dijulurkan menjilati bagian kepala penisnya. Aku bisa mendengar suaranya, slep, slep, slep, begitu. Kali ini Mas Joko akhirnya tidak tahan lagi. Ketika ujung penisnya dijilati, ia mengalami ejakulasi. Pertama kali semprotannya cukup kuat sampai membasahi muka Ci Lisa. Kemudian Ci Lisa segera melakukan deep throat lagi sehingga sisa spermanya masuk ke dalam mulutnya dan ditelannya. Kemudian ujung penisnya dijilat-jilat sampai benar-benar kering!
Setelah selesai bertempur, keduanya berbaring berpelukan. Tak lama kemudian Ci Lisa bangkit dan ke kamar mandi. Ia membersihkan badannya kemudian sikat gigi. Ia kembali ke kamar tidur. Mas Joko minta dipijitin yang segera dituruti oleh CI Lisa. Mas Joko tidur tengkurap. Kedua tangan Ci Lisa memijiti punggung, kaki, dan tangan Mas Joko. Kemudian, ia mengubah cara memijatnya. Karena kini ia tidak menggunakan tangannya tapi dengan dadanya! Mulanya dadanya memijiti punggungnya, kakinya.
Lalu Mas Joko berbalik telentang. Ini makin seru saja. Karena semua bagian tubuhnya dipijit mulai dari kepala sampai ujung kaki. Yang terakhir tentu saja penisnya yang kini sudah mulai menegang kembali. Dadanya digosok-gosokkan ke penisnya sampai akhirnya dijepit diantara kedua susunya. Ronde itu berakhir dengan Ci Lisa berada di atas dan mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Mas Joko
Setelah tiduran dan nonton tv, mereka kembali bercinta. Mula-mula Ci Lisa diatas. Kemudian mereka memainkan doggy style, gaya konvensional, tak tahu apa namanya (Ci Lisa berbaring sambil satu kaki ditaruh di pundak Mas Joko, sementara Mas Joko menyetubuhinya), sampai akhirnya gaya konvensional namun kedua kaki Ci Lisa menjepit kaki Mas Joko sementara memompanya. Disini CI Lisa mendapat orgasmenya yang ketiga, sebelum ejakulasi dari Mas Joko saat penisnya dijepit diantara kedua dada Ci Lisa. Kemudian mereka mandi berendam bersama. Disana ujung-ujungnya main dengan berbagai posisi yang berbeda.
Gila! Kalau aku tidak melihat sendiri tentu tak percaya bahwa kakakku yang masih muda, cantik dan polos mau menjadi budak seks bandot tua seperti Mas Joko. Semua ini awalnya dari uang! Namun kini aku ragu, ia melakukan itu semua apakah cuma demi uang, ataukah seks, atau benar-benar jatuh cinta?
Aku jadi penasaran.

Rahasia yang Mengejutkan

Malam itu, kakakku memanggilku masuk ke kamarnya. Mereka berdua sedang telanjang di balik selimut. Aku disuruh duduk di lantai. Tiba-tiba kakakku bertanya,
"Bagaimana, apakah kamu menikmati pemandangan hari ini?"
"Hah, maksud cici apa?", tanyaku.
Mas Joko menjawab," Ha ha ha. Kamu jangan pura-pura bodoh karena kamu memang bodoh beneran. Barusan kamu ada dimana dan apa yang kamu lakukan?"
"Saya ada di kamar Mas. Sedang baca buku."
"Kamu bohong. Kamu jangan berpura-pura. Kita sudah tahu kok," kata Mas Joko.
"Iya, tapi kepalamu kelihatan dari atas jendela situ," kata kakakku sambil menunjuk ke arah jendela tempat aku mengintip.
Belum hilang rasa terkejutku, Mas Joko sudah menimpali, "Kamu benar-benar orang yang gobloknya minta ampun. Sebenarnya aku sudah tahu beberapa bulan lalu dan sengaja membiarkan kamu menikmati pemandangan ini."
"Beberapa bulan yang lalu aku pergoki kamu sedang mengintip aku mandi atau ganti baju," kata kakakku, "Kamu benar-benar kurang ajar. Sebenarnya aku ingin menghajar kamu. Tapi aku mengadu ke Mas Joko dulu. Pasti kamu juga pernah mengintip kita berduaan. Benar-benar bangsat kamu! Tapi karena Mas Joko menyuruhku membiarkannya, akhirnya aku biarkan."
"Eh.. Eh.. Tapi.. Tapi kenapa kok Mas membiarkanku tanpa menegurku. Sebenarnya dulu aku pernah pengin ngaku tapi nggak jadi, taku Cici makin marah. Sungguh. Tapi lalu kenapa kok Mas membiarkannya?" tanyaku terbata-bata karena belum hilang kekagetanku.
"Huahahahaha. Kamu ini memang benar-benar si manusia tanpa guna. Kamu orang yang benar-benar guoblok, paling goblok seluruh dunia. Kamu pengin tahu kenapa? OK, aku kasih tahu alasannya. Karena aku mendapat kepuasan yang lebih dengan menikmati cici-mu di tempat tidur sementara kamu adiknya menonton menikmatinya. Tidur dengan cewek sudah biasa buatku tapi menidurinya sambil ditonton oleh anggota keluarganya itu adalah kepuasan yang lebih buatku. Jarang aku mendapat kesempatan seperti ini, tapi sekarang dengan adanya orang goblok seperti kamu, jadinya niatku kesampaian. Tidak pernah aku ketemu orang goblok seperti kamu yang cici-nya digarap cowok bukannya menghalangi malah menikmati. Hahaha, benar-benar menggelikan. Itulah sebabnya kenapa akhir-akhir ini kegiatan seks kami jadi makin menggila, karena adanya kamu si goblok, bikin aku makin menikmatinya. Ayo sekarang tidak perlu ngintip segala, kamu boleh nonton langsung," kata Mas Joko sambil meraih selimut yang menutupi mereka berdua. Kakakku agak risi, secara reflek menutupi tubuhnya.
"Sudah jangan malu-malu. Toh dia sudah sering melihat kita. Ayo, sekarang tidak perlu ngintip segala. Aku pengin melihat cowok goblok yang suka melihat cici-nya digarap cowok lain."
Demikianlah akhirnya dengan terpaksa aku melihat dengan mata langsung kakakku disetubuhi oleh dia secara liar. Aku tidak berani berbuat apa-apa kecuali mengikuti perintahnya. Tapi kakakku sendiri juga menikmati seks yang liar malah dia jadi makin liar.
Namun, tidak hanya cuma itu. Karena untuk lebih memuaskan hatinya, kini aku disuruh menonton kakakku bercinta dengan cowok-cowok lain, seperti supirnya Mas Joko, tukang ojek, supir angkot, bahkan beberapa anak STM yang dulu. Rupanya Mas Joko orang yang kelainan juga. Ia puas menyaksikan aku hanya menonton saja tak bisa berbuat apa-apa ketika cici-ku dinikmati oleh cowok-cowok tersebut. Aku diharuskan berada di dalam kamar dimana cici-ku asyik bercinta dengan mereka dan menyaksikannya. Sementara Mas Joko kini mengintip di balik jendela, rupanya dia ingin menyembunyikan identitasnya. Sementara aku harus melihat secara langsung Tapi dengan perjanjian mereka harus pakai kondom, rupanya Mas Joko masih sayang dengan kakakku.
Khusus untuk anak-anak STM malah mereka bertiga mengerjain kakakku rame-rame.
"Wah, kesempatan ini khan cewek yang dulu," kata mereka.
Mula-mula mereka bergiliran menyetubuhi kakakku, sementara yang lainnya tertawa-tawa dan mengeluarkan komentar-komentar yang jorok. Ada yang menirukan desahan-desahan kakakku sambil ketawa. Kadang mereka memandang ke arahku dan mengejekku. Lalu setelah itu mereka melakukannya rame-rame, meng-gangbang kakakku. Pada akhirnya, masing-masing menumpahkan spermanya ke tubuh kakakku sampai tubuh kakakku menjadi basah. Ada yangmenyemprotkan ke dadanya, perut, bahkan ke mukanya. Sampai rambutnya juga kena sperma. Tapi sementara itu, kakakku sepertinya menikmatinya. Aku tidak tahu apakah ia melakukan ini karena seks atau uang. Yang pasti, ia lebih mementingkan itu daripada malunya.

Tekad yang Bulat

Mula-mula diam-diam aku menikmatinya. Bahkan aku bisa ejakulasi sendiri. Saat kejadian dengan anak STM aku bahkan ejakulasi beberapa kali. Namun lama-kelamaan aku jadi muak dengan semua ini. Aku sudah bosan dijadikan alat terus-menerus. Sampai suatu hari hatiku berontak. Akhirnya aku memutuskan, apapun yang terjadi, aku harus keluar dari tempat terkutuk ini. Dan saat yang tepat adalah setelah aku lulus SMU dan menerima semua ijazahku. Aku harus tetap sabar menunggunya. Pada saatnya aku akan lari jauh entah kemana.
Sejak saat itu pula aku memutuskan aku akan mencari uang sendiri dengan kerja sambilan sebagai biaya hidupku selama disini dan juga untuk bekalku kelak. Aku tidak mau menggunakan uang mereka.
Menunggu adalah saat-saat yang paling lama dan paling menderita buatku. Karena aku sering dijejali hal-hal mesum seperti itu dan aku sudah muak dengan hal-hal itu. Sementara mereka makin liar saja. Kadang malah ceweknya tidak cuma kakakku, malah kadang kakakku beradegan lesbian dengan cewek itu, sebelum si Joko dipijit hamburger sebelum menyetubuhi mereka berdua, dan banyak yang lain lagi. Kini aku sudah tidak bisa terangsang lagi melihat adegan-adegan yang menjijikkan seperti itu.
Setelah penantian yang lama, akhirnya waktuku tiba juga. Begitu hari penerimaan ijazah, aku langsung kabur dari rumah dengan membawa barangku seperlunya. Aku tinggalkan semua uang dari ciciku sejak aku memutuskan beberapa bulan lalu. Aku hanya meninggalkan sebuah surat. Mereka semua tidak akan pernah menyangka kalau aku, si manusia tanpa guna pada akhirnya berani menentukan sikapku sendiri. Ya, aku kabur. Walau tidak tahu mau kemana. Yang penting aku harus ke kota lain.
E N D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar